Pengajar IPA
“Alhamdulillah” kata pertama yang saya ucapakan ketika dapt kesempatan untuk mengajar. Walaupun ada sedikit keraguan apakah saya bisa atau engga karena ini pertama kali mengajar, tapi setelah melihat keadaan desa Ciareteun yang minim akan pendidikan keraguan saya menghilang. Banyak cita-cita dari anak ini yang harus diwujudkan.
Saat pertama ngajar IPA ada sedikit kesulitan pertama bingung cara menyampaikan materi yang baik secara saya belum pernah ngajar IPA sama sekali hehehe,, kedua kemampuan anak-anak menerima materi agak lambat, ya mungkin itu dikarenakan sudah lamanya meraka tidak sekolah. Hal itu PR buat saya agar bisa menyampaikan materi dengan menarik agar mereka bisa paham. Tapi mereka merupakan anak-anak yang LUAR BIASA, semangat belajar meraka patut dicontoh (saya pun haraus mencontoh). Walaupun sambil bekerja atau ada yang harus merayu orang tua agar diperbolehkan sekolah. Semangat mereka pun tercermin ketika diberikan soal , mereka berlomba-lomba untuk menjawab pertanyaan2 tersebut.
Disini bukan hanya saya yang mengajar anak2,tetapi anak2 juga mengajarkan kepada saya arti semangat meraih cita-cita :)
Saat pertama ngajar IPA ada sedikit kesulitan pertama bingung cara menyampaikan materi yang baik secara saya belum pernah ngajar IPA sama sekali hehehe,, kedua kemampuan anak-anak menerima materi agak lambat, ya mungkin itu dikarenakan sudah lamanya meraka tidak sekolah. Hal itu PR buat saya agar bisa menyampaikan materi dengan menarik agar mereka bisa paham. Tapi mereka merupakan anak-anak yang LUAR BIASA, semangat belajar meraka patut dicontoh (saya pun haraus mencontoh). Walaupun sambil bekerja atau ada yang harus merayu orang tua agar diperbolehkan sekolah. Semangat mereka pun tercermin ketika diberikan soal , mereka berlomba-lomba untuk menjawab pertanyaan2 tersebut.
Disini bukan hanya saya yang mengajar anak2,tetapi anak2 juga mengajarkan kepada saya arti semangat meraih cita-cita :)
0 comments :
Posting Komentar